Islam edia .co - Sekedar berbagi ya ukhti, sekitar 2 hari yang lalu seorang teman di grup admin bercerita kalau anggota ODOJ 570 yg na...
Islamedia.co - Sekedar berbagi ya ukhti, sekitar 2 hari yang lalu seorang teman di grup admin bercerita kalau anggota ODOJ 570 yg namanya mbak Rere mohon agar anaknya Dimas didoakan agar segera sembuh karena sedang dirawat di rumah sakit dengan diagnosa DBD. Kami, teman-teman admin yang lain seperti biasa saling mendoakan dan menyemangati mbak Rere meskipun hanya lewat adminnya. Alhamdulillah, tadi sudah dapat kabar kalau kondisi Dimas sudah membaik dan sudah boleh pulang.
Saya sebetulnya bingung, kenapa mba Rere sesedih dan sepanik itu hanya karena Dimas(putranya) terkena DBD, padahal mba Rere bidan, yaaa.. sedikit banyak mengerti tentang kesehatan dan penanganan anak yg sakit. Tapi kenapa sepanik itu????.
Tadi sore Dimas sudah pulang dari rumah sakit. Setelah selesai semua proses kepulangan mba rere baru bisa sedikir beristirahat. Beliau baru saja cerita.
Ini saya copas ceritanya mba Rere, saya sih sampai merinding bacanya:
Ini saya copas ceritanya mba Rere, saya sih sampai merinding bacanya:
Dimas putraku yang berusia 5 tahun ini mengalami sakit DBD, meski demikian sakit Dimas yang didiagnosa oleh dokter tidak sesederhana DBD pada umumnya. Kisah lengkapnya berikut:
Dimas mulai sakit hari Rabu. Saya di telpon sama guru sekolahnya Dimas tiba-tiba demam dan menggigil. Saya langsung jemput dari sekolah, setelah diukur suhu badanya 40.1 derajat celcius. Karena hari kamis-nya hari libur, saya khawatir demamnya berkelanjutan. Jadi rabu sore saya bawa periksa ke dokter spesialis anak untuk dikasih obat.
Setelah minum obat, demamnya sempat turun sebentar, namun kemudian naik kembali.
Hari jumat, dalam kondisi demamnya, Dimas masih terus istigfar dan sesekali mengeluh. "bun aku ga kuat..bun..." ucap Dimas.
Tanpa berfikir panjang sambil membawa mobil sendiri, akhirnya Dimas langsung saya bawa ke rumah sakit dan saya letakan di jok belakang.
Spnjang perjalanan, Dimas terus saya ajak ngbrol karena takut keadaan nya menurun. Sesekali Dimas mnjawab : "ya bun", sambil terus menyetir.
Samapi di rumah sakit, akhirnya langsung ditangani dokter. Berdasarkan hasil laboratorium, Dimas didiagnosa DBD.
Sedih sekali saya, namun saya meminta sama Allah untuk kesembuhan anakku Dimas, dengan terus tilawah Al-Qur'an.
Hari berikutnya hasil laboratorium berubah, thrombosit bagus., namun Hemoglobin naik. Dokter menganjurkan agar Dimas harus banyak minum, mengingat darah nya terlalu kental.
Keesokan hari nya, tiba-tiba perut Dimas membuncit, terasa nyeri kalau ditekan. Saya langsung sms dan telpon dokter nya. Alhamdulillah Dimas dapat dokter yg sholeh, yang siap dihubungi kapan saja.
Suatu malam, Dimas diperiksa oleh perawat tekanan darah tiba-tiba ngedrop 70/50. Tengah malamnya, dokter sampai datang melihat kondsi Dimas.
Ya Allah dalam kondisi panik tersebut, saya terus tilawah, tidak tau sudah berapa juz yang saya baca. Meski sambil gemetar, saya terus menangis sambil tilawah. Beberapa jam kemudian, kondisi Dimas stabil.
Besoknya, perutnya sudah kembali normal. Demamnya sudah turun, BAB dan BAK sudah lancar. Namun kemudian tiba-tiba dokter bilang hasil laboratorium Dimas sangat mengejutkan.
Dimas mengidap leucocyt alias sel darah putih nya meningkat drastis. Dokter akan chek sel darah muda, jika positif Dimas harus dibwa ke Bandung untuk di bor sumsum tulang belakang. Karena kemungkinan Leukemia...innalilahiii.
Dunia seakan runtuh, saya terus berdoa, tilawah tidak berhenti. Minta doa dari ODOJ ers. Saat itu kondisi Dimas dalam keadaan sangat baik, tidak seperti orag sakit, lincah, komunikatif, ceria.
Akhirnya datanglah seorang bidan mendekati, "ikhlas ya buuu...Dimas kan hanya titipan, kita tidak berhak memilikinya. kita kembalikan kepada pemiliknya".
Sya nangis tersedu-sedu, saya tetep tilawah meskipun terbata-bata dan tidak konsentrasi. Saya jadi ingat bagaimana susahnya memiliki anak, sebelum Allah karuniakan Dimas, saya sudah 2 kali keguguran.
Saya tetap tilawah, memohon ampun semua dosa. Meminta petunjuk pada Allah, ikhlas dan pasrah. Semoga Allah memberikan suatu keajaiban.
Saya sdh tidak ingat makan, minum, tidur. Aktivitas saya hanya sholat, tilawah, ciumin anak. Saya terus peluk Dimas sambil nangis. Ga terasa mulut kering dan pegel. Saya hanya memohon kasih sayang Allah.
Sampai akhirnya 2 hari saya alami situasi seperti itu di rumah sakit. Karena lelahnya, saya tertidur. Tiba-tiba telepon berdering dari dokter spesialis anak.
"buuu..hasil lab darah Dimas tiba-tiba normal semua.." kata dokter.
Allahu akbar...allahu akbar..ga sadar saya loncat-loncat, terus sujud syukur. Namun kemudian dokternya meminta di chek ulang, karena aneh kenapa bisa dalam waktu singkat jad berubah? Saya kembali lemas.
Selanjutnya darah Dimas diperiksakan langsung di Bandug yang katanya tingkat akurasi nya lebih memungkinkan. Selama 24 jam saya tunggu hasil. Saya khawatir sekali, saya memohon pertolongan Allah.
Beberapa dokter yang kebetulan dekat dengan saya kasih support. "ga papa Re..sabar ya?, Nanti saya kasih referensi dokter ahli hematologi yg bagus buat nanganin Dimas kalau positif leukemia".
Mendengar hal itu saya ga kuat, kembali saya apatis hanya tilawah dan sholat, tidak ingin apa-apa.
Akhirnya 24 jam berlalu, sore hari seorang perawat memanggil saya. "Bu dipanggil dokter" kata perawat.
Saya dan suami yang sholeh selalu mndampingi dan mensupport saya, menemui dokter. Ternyata menurut hasil laboratorium di Bandung, hasilnya semua normal.
Alhamdulillahhh. tidak nyadar saya pelukan sama suami sambil menangis tersedu-sedu...kayak adegan di fil Ainun Habibie..hehe..
Akhirnya ba'da magrib Dimas boleh pulang dan dinyatakan sembuh.
Smpe saat ini banyak rekan dokter yang tidak percaya hasilnya. Ada yg menyuruh cek ulang di RSCM, krn ga masuk akal. Tapi saya tidak peduli, buat saya pertolongan Allah masuk akal meskipun logika manusia tidak sampai..
Akhirnya saya beserta keluarga mengucapkan terima kasih bnyak kepada ODOJ ers, khusus nya saudari-saudari ku yang solehah di ODOJ 570. Ternyata dengan tilawah, saya mengalami keajaiban yg luar biasa...Allahu Akbar..love you all..
ayoooo semangat tilawahnyaaaa...
-Rere Astuti ODOJ 570-
Dimas mulai sakit hari Rabu. Saya di telpon sama guru sekolahnya Dimas tiba-tiba demam dan menggigil. Saya langsung jemput dari sekolah, setelah diukur suhu badanya 40.1 derajat celcius. Karena hari kamis-nya hari libur, saya khawatir demamnya berkelanjutan. Jadi rabu sore saya bawa periksa ke dokter spesialis anak untuk dikasih obat.
Setelah minum obat, demamnya sempat turun sebentar, namun kemudian naik kembali.
Hari jumat, dalam kondisi demamnya, Dimas masih terus istigfar dan sesekali mengeluh. "bun aku ga kuat..bun..." ucap Dimas.
Tanpa berfikir panjang sambil membawa mobil sendiri, akhirnya Dimas langsung saya bawa ke rumah sakit dan saya letakan di jok belakang.
Spnjang perjalanan, Dimas terus saya ajak ngbrol karena takut keadaan nya menurun. Sesekali Dimas mnjawab : "ya bun", sambil terus menyetir.
Samapi di rumah sakit, akhirnya langsung ditangani dokter. Berdasarkan hasil laboratorium, Dimas didiagnosa DBD.
Sedih sekali saya, namun saya meminta sama Allah untuk kesembuhan anakku Dimas, dengan terus tilawah Al-Qur'an.
Hari berikutnya hasil laboratorium berubah, thrombosit bagus., namun Hemoglobin naik. Dokter menganjurkan agar Dimas harus banyak minum, mengingat darah nya terlalu kental.
Keesokan hari nya, tiba-tiba perut Dimas membuncit, terasa nyeri kalau ditekan. Saya langsung sms dan telpon dokter nya. Alhamdulillah Dimas dapat dokter yg sholeh, yang siap dihubungi kapan saja.
Suatu malam, Dimas diperiksa oleh perawat tekanan darah tiba-tiba ngedrop 70/50. Tengah malamnya, dokter sampai datang melihat kondsi Dimas.
Ya Allah dalam kondisi panik tersebut, saya terus tilawah, tidak tau sudah berapa juz yang saya baca. Meski sambil gemetar, saya terus menangis sambil tilawah. Beberapa jam kemudian, kondisi Dimas stabil.
Besoknya, perutnya sudah kembali normal. Demamnya sudah turun, BAB dan BAK sudah lancar. Namun kemudian tiba-tiba dokter bilang hasil laboratorium Dimas sangat mengejutkan.
Dimas mengidap leucocyt alias sel darah putih nya meningkat drastis. Dokter akan chek sel darah muda, jika positif Dimas harus dibwa ke Bandung untuk di bor sumsum tulang belakang. Karena kemungkinan Leukemia...innalilahiii.
Dunia seakan runtuh, saya terus berdoa, tilawah tidak berhenti. Minta doa dari ODOJ ers. Saat itu kondisi Dimas dalam keadaan sangat baik, tidak seperti orag sakit, lincah, komunikatif, ceria.
Akhirnya datanglah seorang bidan mendekati, "ikhlas ya buuu...Dimas kan hanya titipan, kita tidak berhak memilikinya. kita kembalikan kepada pemiliknya".
Sya nangis tersedu-sedu, saya tetep tilawah meskipun terbata-bata dan tidak konsentrasi. Saya jadi ingat bagaimana susahnya memiliki anak, sebelum Allah karuniakan Dimas, saya sudah 2 kali keguguran.
Saya tetap tilawah, memohon ampun semua dosa. Meminta petunjuk pada Allah, ikhlas dan pasrah. Semoga Allah memberikan suatu keajaiban.
Saya sdh tidak ingat makan, minum, tidur. Aktivitas saya hanya sholat, tilawah, ciumin anak. Saya terus peluk Dimas sambil nangis. Ga terasa mulut kering dan pegel. Saya hanya memohon kasih sayang Allah.
Sampai akhirnya 2 hari saya alami situasi seperti itu di rumah sakit. Karena lelahnya, saya tertidur. Tiba-tiba telepon berdering dari dokter spesialis anak.
"buuu..hasil lab darah Dimas tiba-tiba normal semua.." kata dokter.
Allahu akbar...allahu akbar..ga sadar saya loncat-loncat, terus sujud syukur. Namun kemudian dokternya meminta di chek ulang, karena aneh kenapa bisa dalam waktu singkat jad berubah? Saya kembali lemas.
Selanjutnya darah Dimas diperiksakan langsung di Bandug yang katanya tingkat akurasi nya lebih memungkinkan. Selama 24 jam saya tunggu hasil. Saya khawatir sekali, saya memohon pertolongan Allah.
Beberapa dokter yang kebetulan dekat dengan saya kasih support. "ga papa Re..sabar ya?, Nanti saya kasih referensi dokter ahli hematologi yg bagus buat nanganin Dimas kalau positif leukemia".
Mendengar hal itu saya ga kuat, kembali saya apatis hanya tilawah dan sholat, tidak ingin apa-apa.
Akhirnya 24 jam berlalu, sore hari seorang perawat memanggil saya. "Bu dipanggil dokter" kata perawat.
Saya dan suami yang sholeh selalu mndampingi dan mensupport saya, menemui dokter. Ternyata menurut hasil laboratorium di Bandung, hasilnya semua normal.
Alhamdulillahhh. tidak nyadar saya pelukan sama suami sambil menangis tersedu-sedu...kayak adegan di fil Ainun Habibie..hehe..
Akhirnya ba'da magrib Dimas boleh pulang dan dinyatakan sembuh.
Smpe saat ini banyak rekan dokter yang tidak percaya hasilnya. Ada yg menyuruh cek ulang di RSCM, krn ga masuk akal. Tapi saya tidak peduli, buat saya pertolongan Allah masuk akal meskipun logika manusia tidak sampai..
Akhirnya saya beserta keluarga mengucapkan terima kasih bnyak kepada ODOJ ers, khusus nya saudari-saudari ku yang solehah di ODOJ 570. Ternyata dengan tilawah, saya mengalami keajaiban yg luar biasa...Allahu Akbar..love you all..
ayoooo semangat tilawahnyaaaa...
-Rere Astuti ODOJ 570-