Kehancuran Bangsa Yahudi menurut Al-Qur’an, Hadits, Taurat dan Fakta Terkini Bagian 2

Islam edia - Sebelum memulai penulisan tentang kehancuran bangsa yahudi, selayaknya kita mengenal permulaan karakter buruk dan kejahata...

Islamedia - Sebelum memulai penulisan tentang kehancuran bangsa yahudi, selayaknya kita mengenal permulaan karakter buruk dan kejahatan bangsa itu.

Kejahatan pertama kali yang dilakukan bangsa yahudi diatas muka bumi ini adalah membohongi bapaknya sendiri Nabi Ya’kub AS dan melakukan konspirasi jahat dengan menghilangkan jejak Nabi Yusuf AS saudara kandungnya sendiri dengan membuangnya ke dalam sumur dan kemudian menjualnya. Beliau adalah nabi yang mulia Yusuf bin Ya’kub bin Ishaq bin Ibrahim AS.

Sungguh Yusuf AS telah melihat didalam mimpinya sebelas bintang, matahari dan bulan bersujud kepadanya, lalu ia bercerita kepada ayahnya Ya’kub AS . Maka bergembiralah Ya’kub setelah mendengar kisah itu, kemudian ia mengatakan bahwa anaknya akan memiliki kedudukan yang mulia. Namun, ia memperingatkan Yusuf AS agar tidak menceritakan mimpinya kepada saudara-saudaranya, dengan maksud agar mereka tidak mencelakakan dirinya.

Akan tetapi  saudara-saudara Yusuf AS mulai memperlihatkan rasa iri dan dengki kepadanya kemudian menimpakan konspirasi jahat kepadanya, karena mereka merasa bahwa Ya’kub AS lebih menyayanginya dibanding mereka.
Allah SWT berfirman:

لَقَدْ كَانَ فِي يُوسُفَ وَإِخْوَتِهِ آيَاتٌ لِلسَّائِلِينَ (يوسف7) إِذْ قَالُوا لَيُوسُفُ وَأَخُوهُ أَحَبُّ إِلَى أَبِينَا مِنَّا وَنَحْنُ عُصْبَةٌ إِنَّ أَبَانَا لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (يوسف8) اقْتُلُوا يُوسُفَ أَوْ اطْرَحُوهُ أَرْضًا يَخْلُ لَكُمْ وَجْهُ أَبِيكُمْ وَتَكُونُوا مِنْ بَعْدِهِ قَوْمًا صَالِحِينَ (يوسف9) قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ لَا تَقْتُلُوا يُوسُفَ وَأَلْقُوهُ فِي غَيَابَةِ الْجُبِّ يَلْتَقِطْهُ بَعْضُ السَّيَّارَةِ إِنْ كُنتُمْ فَاعِلِينَ (يوسف10) قَالُوا يَاأَبَانَا مَا لَكَ لَا تَأْمَنَّا عَلَى يُوسُفَ وَإِنَّا لَهُ لَنَاصِحُونَ (يوسف11) أَرْسِلْهُ مَعَنَا غَدًا يَرْتَعْ وَيَلْعَبْ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ (يوسف12)

Artinya : “Sungguh dalam (kisah) Yusuf dan saudara-saudaranya terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang bertanya”. “ ketika mereka berkata: “Sesungguhnya Yusuf dan saudara (Bunyamin) lebih dicintai  ayah  daripada kita, padahal kita satu golongan (yang kuat). Sungguh  ayah kita dalam kekeliruan yang nyata. Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia kesuatu tempat agar perhatian ayah tertumpah kepadamu, dan setelah itu kamu menjadi orang yang baik”. Seorang di antara mereka berkata: “janganlah kamu membunuh Yusuf, tetapi masukkan saja dia ke dasar sumur agar dia dipungut oleh sebagian musafir, jika kamu hendak berbuat”. Mereka berkata, “wahai ayah kami! Mengapa engkau tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami semua menginginkan kebaikan baginya. “Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi, agar dia bersenang-senang dan (dapat) bermain-main, dan sesungguhnya kami pasti menjaganya”. (QS. Yusuf:7-12)

Tipu muslihat ini semua dilakukan dengan tujuan menghilangkan saudaranya (Yusuf) AS, padahal ia tidak melakukan dosa sedikitpun, hanya karena ayahnya lebih mencintai Yusuf AS. Sebagai seorang nabi, Ya’kub tentu mengetahui  bahwa dia kelak akan menjadi seorang nabi. Alasan Ya’kub AS lebih mencintai Yusuf AS dari saudara-saudaranya yang lain didasarkan pada budi pekertinya yang mulia sejak kecil, ditambah lagi ibu kandungnya yang sudah meninggal dunia. Maka, wajarlah kecintaannya itu tertumpah kepadanya.

Keinginan saudara-saudara Yusuf AS untuk menjauhkan Yusuf dari hadapan ayahnya tercapai ketika mereka sepakat membuang kedalam sumur kemudian menjualnya pada kafilah yang berlalu. Namun atas kehendak dan kekuasaan Allah SWT, beliau justru diselamatkan melalui perantara beberapa pedagang Mesir tersebut yang kebetulan lewat, setelah mereka mendapati Yusuf AS tersangkut di ember besar yang terjuntai di sumur tersebut untuk menimba air, Allah lah yang menjaga setiap perkara yang terjadi.

Firman Allah SWT:

فَلَمَّا ذَهَبُوا بِهِ وَأَجْمَعُوا أَنْ يَجْعَلُوهُ فِي غَيَابَةِ الْجُبِّ وَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِ لَتُنَبِّئَنَّهُمْ بِأَمْرِهِمْ هَذَا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ (يوسف15)

Artinya :“Maka ketika mereka membawanya dan sepakat memasukkan ke dasar sumur, Kami wahyukan kepadanya, “Engkau kelak pasti akan menceritakan perbuatan ini pada mereka, sedang mereka tidak menyadari”. (QS. Yusuf:15)

Yusuf AS tumbuh dewasa di dalam  rumah Aziz (penguasa Mesir) di Mesir kala itu, segala ujian dan cobaan yang menimpa mendidiknya untuk senantiasa bersabar dan tahan banting hingga Allah menjadikannya bendaharawan dalam menangani perekonomian Mesir. Setelah ia sukses dalam menghadapi krisis pangan dan paceklik, semua orang yang datang ke Mesir untuk berbelanja ia sambut dengan tangan terbuka, tidak terkecuali saudara-saudaranya.

“Dan ia (Yusuf) berkata: ”Masuklah kalian ke negeri Mesir dengan izin Allah SWT kalian akan aman”, Maha suci Allah yang telah menjadikan Yusuf seorang muslim dan ia berdoa kepada Allah agar diwafatkan dalam keadaan beriman.

Firman Allah:

رَبِّ قَدْ آتَيْتَنِي مِنْ الْمُلْكِ وَعَلَّمْتَنِي مِنْ تَأْوِيلِ الْأَحَادِيثِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَنْتَ وَلِيِّ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ (يوسف101)

Artinya: “Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kekuasaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian takwil mimpi. (Wahai Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang-orang shaleh”. (QS. Yusuf:101).

Bani Israel menetap di Mesir setelah mereka dimaafkan dan dimuliakan oleh Nabi Yusuf  AS. Mereka terus berada di Mesir dalam kondisi ragu-ragu antara kafir dan iman, di bawah kekuasaan raja-raja Fir’aun, hingga diutuslah Nabi Musa AS yang mengemban tugas untuk menyebarkan agama tauhid dan dakwah kepada manusia agar menyembah Allah SWT.

Dari kisah tersebut dapat ditarik kesimpulan, bahwa sejak awal bangsa yahudi sudah tertanam melakukan konspirasi buruk terhadap manusia demi memenuhi selera nafsu jahatnya. Kelakuan buruk pertama adalah menipu orang tuanya (Nabi Ya’kub AS) dengan dalilh mengajak Yusuf untuk bermain-main ternyata dibuang ke sumur dan dijual. Kedua, melemparkan Yusuf AS ke dalam Sumur. Kejahatan itu dilakukan tidak tanggung-tanggung, ditimpakan kepada saudara kandungnya sendiri tanpa rasa malu, takut dan kasihan sama sekali.

Sungguh ini adalah satu bentuk kejahatan yang tiada bandingnya dalam ukuran nalar manusia yang waras. Yusuf  AS adalah saudara kandungnya, dia masih di usia kanak-kanak yang tentunya masih menginginkan curahan rasa kasih sayang, dia tidak bersalah sama sekali. Jika terhadap saudara kandungnya sendiri saja mereka memperlakukannya seperti itu, maka tidak aneh jika sekarang ini mereka mengusir, menyerang dan membunuh umat Islam (bangsa Palestina) dengan biadab. Ternyata karakter buruk dan jahat bangsa yahudi itu masih dan terus melekat sejak dulu sampai sekarang.(bersambung…)

Bagian 1 

Penulis: Muqoddam Cholil MA
knrp.org