Islam edia - Tidak bisa dipungkiri kalau di kota besar seperti Jakarta, ojek adalah salah satu moda angkutan alternatif yang digemari dan...
Islamedia - Tidak bisa dipungkiri kalau di kota besar seperti Jakarta, ojek adalah salah satu moda angkutan alternatif yang digemari dan digunakan oleh masyarakat. Dan bila dikelola dengan baik, ojek sebenarnya bisa mendatangkan banyak manfaat.
Seperti diketahui, dengan tingkat kemacetan di Jakarta ojek telah menjadi salah satu sarana transportasi utama yang digunakan oleh warga Jakarta sebagai solusi kemacetan.
Melihat hal tersebut, GO-JEK pun didirikan pada Februari 2011 oleh anak muda berusia 26 tahun, Nadiem Makarim, yang merupakan jebolan Harvard Business School.
Berbeda dengan layanan ojek pada umumnya yang mangkal di sebuah lokasi, GO-JEK memberikan fasilitas transportasi ojek eksklusif yang dapat dipesan melalui telepon, blackberry messenger, dan juga e-mail, serta memberikan kemudahan pengiriman barang melalui pelayanan kurir yang cepat dan terjangkau.
"Ide ini muncul pada saat saya duduk di belakang ojek dan mengamati kemacetan Jakarta yang semakin parah. Saya berpikir, kenapa tidak kita benahi struktur transportasi ini dan membuat ojek lebih terorganisir. Di situlah awal muncul terbentuknya GO-JEK," ujar Nadiem dalam siaran pers, Kamis (27/7/2011).
"GO-JEK ini didirikan dengan tujuan membantu pemerintah menangani masalah transportasi di Indonesia. Ini memang langkah awal yang kecil, tapi bila tidak ada yang maju memulai terlebih dahulu untuk mebenahi masalah kemacetan Jakarta, siapa lagi yang akan turun tangan?" tambahnya.
Ojek ini tidak hanya mengantarkan orang saja, tetapi juga jasa pengiriman barang, layanan kerjasama korporasi, dan layanan shopping untuk kaum ibu.
Para tukang ojek GO-JEK dibekali Kartu PraBayar agar bisa menalangi pembelian pengguna jasa yang sebelumnya telah memesan jasa via Call Center.
Dalam 5 bulan GO-JEK memberdayakan kurang lebih 200 sopir ojek profesional, memberikan mereka pelatihan khusus dalam melayani pelanggan dan bertransaksi, melengkapi mereka dengan atribut kerja yang rapih serta selayaknya dalam sebuah perusahaan, difasilitasi asuransi kesehatan yang memadai.
"GO-JEK pada dasarnya memberdayakan sopir ojek yang sudah ada di jalanan dan kami rekrut untuk menjadi bagian dari GO-JEK agar lebih terstruktur," imbuh Nadiem.
"Masalah keuntungan kami bagi untung 35% untuk kami, 65% untuk sopir itu sendiri. Pada saat kami memulai bisnis ini, visi dan misi utama kami adalah untuk membantu memperbaiki struktur transportasi Jakarta, memberikan kemudahan bagi mereka dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari seperti pengiriman dokumen, belanja harian dengan menggunakan layanan fasilitas kurir, serta turut mensejahterakan kehidupan tukang ojek di Jakarta itu sendiri," papar Nadiem.
Pada saat ini, GO-JEK telah memiliki sekitar 500 pelanggan loyal yang menggunakan jasa kirim antar barang maupun ojek dengan jumlah order kurang lebih 50 hingga 60 per hari. GO-JEK telah memiliki 200 sopir dengan rute yang fokus kepada Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan, dan masih terus berkembang. Layanan GO-JEK dapat dihubungi di 021-7251110.
Karena itu tidak salah jika GO-JEK memenangkan penghargaan dari Global Entrepreneurship Program-Indonesia (GEPI) sebagai Wirausaha Muda Mandiri terbaik Indonesia, kategori non-teknologi pada 22 Juli lalu.
Dalam kompetisi yang diadakan GEPI ini, GO-JEK telah berhasil bersaing dengan 500 kandidat lainnya dan mendapatkan hadiah sebesar US$ 10.000 sebagai tambahan modal bisnisnya.
Dengan ide inovatif inilah GO-JEK sukses mengambil hati para pebisnis dunia dan menjadi juara satu pada kompetisi GEPI yang melibatkan enam juri dari berbagai negara, yang turut dihadiri oleh Menlu AS Hillary Clinton.
"Dalam pidato ini, saya ingin mengutarakan mengenai GO-JEK yang berhasil memberikan pelayanan transportasi motor dengan konsep taxi juga pengiriman barang. Para pemenang dan finalis telah berkesempatan bertemu dengan calon pelanggan dan investor pada acara ini," ujar Hillary.
Kurang lebih 3 investor mengutarakan ketertarikannya menaruh saham pada GO-JEK karena konsepnya yang menjanjikan dan unik. Salah satunya adalah Arthur Benjamin, investor asal Amerika.[det/im]
Seperti diketahui, dengan tingkat kemacetan di Jakarta ojek telah menjadi salah satu sarana transportasi utama yang digunakan oleh warga Jakarta sebagai solusi kemacetan.
Melihat hal tersebut, GO-JEK pun didirikan pada Februari 2011 oleh anak muda berusia 26 tahun, Nadiem Makarim, yang merupakan jebolan Harvard Business School.
Berbeda dengan layanan ojek pada umumnya yang mangkal di sebuah lokasi, GO-JEK memberikan fasilitas transportasi ojek eksklusif yang dapat dipesan melalui telepon, blackberry messenger, dan juga e-mail, serta memberikan kemudahan pengiriman barang melalui pelayanan kurir yang cepat dan terjangkau.
"Ide ini muncul pada saat saya duduk di belakang ojek dan mengamati kemacetan Jakarta yang semakin parah. Saya berpikir, kenapa tidak kita benahi struktur transportasi ini dan membuat ojek lebih terorganisir. Di situlah awal muncul terbentuknya GO-JEK," ujar Nadiem dalam siaran pers, Kamis (27/7/2011).
"GO-JEK ini didirikan dengan tujuan membantu pemerintah menangani masalah transportasi di Indonesia. Ini memang langkah awal yang kecil, tapi bila tidak ada yang maju memulai terlebih dahulu untuk mebenahi masalah kemacetan Jakarta, siapa lagi yang akan turun tangan?" tambahnya.
Ojek ini tidak hanya mengantarkan orang saja, tetapi juga jasa pengiriman barang, layanan kerjasama korporasi, dan layanan shopping untuk kaum ibu.
Para tukang ojek GO-JEK dibekali Kartu PraBayar agar bisa menalangi pembelian pengguna jasa yang sebelumnya telah memesan jasa via Call Center.
Dalam 5 bulan GO-JEK memberdayakan kurang lebih 200 sopir ojek profesional, memberikan mereka pelatihan khusus dalam melayani pelanggan dan bertransaksi, melengkapi mereka dengan atribut kerja yang rapih serta selayaknya dalam sebuah perusahaan, difasilitasi asuransi kesehatan yang memadai.
"GO-JEK pada dasarnya memberdayakan sopir ojek yang sudah ada di jalanan dan kami rekrut untuk menjadi bagian dari GO-JEK agar lebih terstruktur," imbuh Nadiem.
"Masalah keuntungan kami bagi untung 35% untuk kami, 65% untuk sopir itu sendiri. Pada saat kami memulai bisnis ini, visi dan misi utama kami adalah untuk membantu memperbaiki struktur transportasi Jakarta, memberikan kemudahan bagi mereka dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari seperti pengiriman dokumen, belanja harian dengan menggunakan layanan fasilitas kurir, serta turut mensejahterakan kehidupan tukang ojek di Jakarta itu sendiri," papar Nadiem.
Pada saat ini, GO-JEK telah memiliki sekitar 500 pelanggan loyal yang menggunakan jasa kirim antar barang maupun ojek dengan jumlah order kurang lebih 50 hingga 60 per hari. GO-JEK telah memiliki 200 sopir dengan rute yang fokus kepada Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan, dan masih terus berkembang. Layanan GO-JEK dapat dihubungi di 021-7251110.
Karena itu tidak salah jika GO-JEK memenangkan penghargaan dari Global Entrepreneurship Program-Indonesia (GEPI) sebagai Wirausaha Muda Mandiri terbaik Indonesia, kategori non-teknologi pada 22 Juli lalu.
Dalam kompetisi yang diadakan GEPI ini, GO-JEK telah berhasil bersaing dengan 500 kandidat lainnya dan mendapatkan hadiah sebesar US$ 10.000 sebagai tambahan modal bisnisnya.
Dengan ide inovatif inilah GO-JEK sukses mengambil hati para pebisnis dunia dan menjadi juara satu pada kompetisi GEPI yang melibatkan enam juri dari berbagai negara, yang turut dihadiri oleh Menlu AS Hillary Clinton.
"Dalam pidato ini, saya ingin mengutarakan mengenai GO-JEK yang berhasil memberikan pelayanan transportasi motor dengan konsep taxi juga pengiriman barang. Para pemenang dan finalis telah berkesempatan bertemu dengan calon pelanggan dan investor pada acara ini," ujar Hillary.
Kurang lebih 3 investor mengutarakan ketertarikannya menaruh saham pada GO-JEK karena konsepnya yang menjanjikan dan unik. Salah satunya adalah Arthur Benjamin, investor asal Amerika.[det/im]